Penolakan Komisi 30% Kepada Valve Kini Menjadi Gugatan Kelompok
Mungkin banyak yang masih ingat dengan aksi gugatan anti monopoli kepada Perusahaan game besar bernama Valve. Gugatan ini sebelumnya muncul sebagai bentuk protes dari kebijakan potongan komisi sebesar 30% setiap transaksi pembelian game di Steam. Banyak pihak menilai kebijakan ini sebagai sebuah tindakan “Anti Kompetisi”.
Hal ini kemudian memicu sejumlah protes yang dilayangkan oleh sejumlah pihak termasuk dari competitor mereka. Salah satu pihak yang menginisasi tindakan ini adalah Wolfire Game. Belakangan ini, tindakan tersebut telah menjadi class action atau gugatan kelompok. Berita tentang penolakan komisi 30% kepada Valve yang menjadi gugatan kelompok ini tentunya menjadi hal yang sangat menarik untuk diperhatikan.
Baca Juga: Server Microsoft Flight Simulator 2024 Kewalahan Hadapi Lonjakan Player
Melansir dari laporan yang diturunkan oleh GameIndustry, kategorisasi ulang menjadi gugatan kelompok ini merupakan instruksi dari pihak pengadilan. Tujuannya adalah agar tuntutan yang dilayangkan oleh Wolfire Games ini dikombinasikan dengan upaya serupa yang diajukan oleh Dark Catt Studios. Perusahaan ini sebelumnya sudah melayangkan juga gugatan antimonopoly kepada Valve.
Tuntutan yang berubah menjadi gugatan kelompok ini tentunya menjadi sesuatu yang cukup ‘menguntungkan’. Sebab Langkah ini secara tidak langsung menjadi terbuka bagi seluruh developer, penerbit, ataupun individual yang telah membayar komisi sebesar 30% setelah penjualan gamenya di Steam setelah periode waktu 28 Januari 2017.
Apabila nantinya gugatan tersebut dimenangkan maka Valve kemungkinan besar akan diharuskan membayar kerugian dengan jumlah yang sangat besar kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengajuan gugatan tersebut.
Baca Juga: Pemain Haf-Life 2 di Steam Meningkat Drastis
Selain itu, kemungkinan pihak Valve juga perlu melakukan revisi kebijakan secara besar-besaran yang mungkin saja akan berdampak pada proses penerbitan game di PC secara keseluruhan. Besar kemungkinan juga akan bisa berdampak pada peta persaingan game industry secara lebih luas.
Gugatan Penolakan Komisi 30% Kepada Valve Berlangsung Sejak 2021
Aksi gugatan pada Penolakan Komisi 30% Kepada Valve ini sebenarnya sudah berlangsung relatif cukup lama. Gugatan ini sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2021 yang lalu. Sehingga sudah berjalan sekitar 3 (tiga) tahun dalam prosesnya.
Perlu diketahui juga bahwa pada Juli 2021 yang lalu, Valve pun melakukan perlawanan gugatan kepada penggugat. Valve menuduh bahwa Wolfire Games tidak mampu memberikan bukti-bukti yang cukup kuat atas tuntutan monopoli yang mereka tuduhkan. Lebih lanjut Valve juga menyatakan bahwa komisi 30% sendiri sejatinya diklaim sebagai tarif yang standar dalam dunia industry game.
Pada bulan November tahun 2021, pihak pengadilan membatalkan gugatan yang dilayangkan oleh Wolfire Games tersebut. Pertimbangan dari pengadilan adalah Wolfire Games tidak bisa ‘menunjukkan’ bahwa mereka atau pihak lain merasa dirugikan atas kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen Valve tersebut.
Baca Juga: Pendapatan Balatro Mobile Tembus 4,4 Juta Dollar
Hal ini juga bisa dilihat dari store game lain misalnya Epic Game Store yang mempunyai tingkat komisi lebih rendah namun belum bisa menyaingi Steam. Hal ini dijadikan indikasi bahwa developer ataupun penerbit game menganggap potongan sebesar 30% tersebut masih cukup sepadan.
Untuk melawan tindakan gugatan kelompok ini, Valve pun sebenarnya tidak tinggal diam. Selain menyiapkan sejumlah langkah hukum, Valve juga sudah meminta kepada pihak pengadilan untuk mengikutsertakan testimoni dari pakar Ekonomi kenamaan bernama Dr. Steven Schwartz. Sayangnya permintaan ini ditolak oleh pihak pengadilan sehingga mereka perlu memikirkan strategi lain untuk bisa memenangkan tuntutan pengadilan tersebut.
Itulah ulasan berita game online terbaru yang berjudul Penolakan Komisi 30% Kepada Valve Kini Menjadi Gugatan Kelompok. Simak terus berita dan artikel lain seputar game online di website ini ya.